Endemi Psikis: Mengurai Rumor, Meraih Ketenangan
Meskipun fase pandemi telah berganti menjadi endemi, jejaknya masih terasa, terutama pada kesehatan psikologis masyarakat. Di tengah adaptasi ini, muncul berbagai rumor dan miskonsepsi yang justru memperkeruh suasana dan menghambat pemulihan.
Bisikan Rumor yang Menyesatkan:
Beberapa rumor yang sering beredar antara lain: anggapan bahwa "semua orang kini pasti depresi atau cemas berat," mitos "ini hanya di pikiranmu saja, nanti juga sembuh sendiri," atau keyakinan bahwa obat adalah satu-satunya jalan keluar. Rumor-rumor ini berbahaya karena dapat menimbulkan stigma, menghambat pencarian bantuan profesional, dan menyesatkan individu yang membutuhkan. Akibatnya, banyak yang memendam masalah atau mencari solusi instan yang tidak tepat.
Jalan Menuju Pemulihan yang Hakiki:
Lalu, bagaimana kita mengurai benang kusut ini?
- Validasi Perasaan, Bukan Rumor: Akui bahwa perasaan sulit adalah respons wajar terhadap situasi tak biasa. Namun, jangan menyamaratakan atau meremehkannya.
- Cari Sumber Terpercaya: Edukasi diri dari sumber informasi kesehatan mental yang kredibel (psikolog, psikiater, lembaga kesehatan resmi) untuk membedakan fakta dari fiksi.
- Berani Mencari Bantuan Profesional: Pencarian bantuan profesional (psikolog/psikiater) bukanlah tanda kelemahan, melainkan keberanian dan langkah proaktif. Mereka adalah ahli yang dapat memberikan diagnosis tepat dan penanganan sesuai, baik melalui terapi maupun, jika diperlukan, medikasi.
- Prioritaskan Swa-rawat (Self-Care): Praktik swa-rawat seperti mindfulness, olahraga teratur, nutrisi seimbang, tidur cukup, dan menjaga koneksi sosial yang sehat sangat krusial sebagai fondasi kesehatan psikologis.
- Batasi Paparan Negatif: Kurangi konsumsi berita berlebihan atau interaksi dengan orang yang terus menyebarkan kepanikan atau rumor.
- Bangun Komunitas Pendukung: Berbagi cerita dengan orang terpercaya atau bergabung dalam kelompok dukungan dapat mengurangi rasa isolasi dan saling menguatkan.
Kesehatan psikologis di era endemi bukan lagi isu pinggiran, melainkan prioritas. Mari kita bersikap kritis terhadap rumor, berani mencari bantuan, dan saling mendukung. Hanya dengan begitu, kita bisa menemukan ketenangan dan pulih sepenuhnya.