Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bergerak melemah pada perdagangan Rabu, 5 November 2025. Pelemahan ini terjadi seiring tekanan yang juga dialami oleh bursa saham utama di kawasan Asia dan global. Sentimen eksternal yang tidak menentu, terutama dari kebijakan suku bunga Amerika Serikat serta kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global, menjadi faktor utama yang menekan pergerakan indeks domestik.
Pada pembukaan perdagangan pagi, IHSG sempat dibuka di zona hijau, namun tak lama kemudian berbalik arah dan turun ke teritori negatif. Hingga penutupan sesi pertama, indeks melemah di kisaran level 7.050–7.080, dengan mayoritas sektor mengalami tekanan. Investor tampak berhati-hati menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat serta perkembangan situasi ekonomi di Tiongkok yang masih menunjukkan tanda-tanda pelemahan.
Tekanan dari Sentimen Global
Pelemahan IHSG kali ini tidak berdiri sendiri. Sejumlah indeks utama di Asia, seperti Nikkei 225 Jepang, Hang Seng Hong Kong, dan Kospi Korea Selatan, juga kompak melemah. Pasar global tengah merespons sinyal dari The Federal Reserve yang kemungkinan akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dari perkiraan sebelumnya. Hal ini menyebabkan investor mengalihkan portofolio ke aset yang lebih aman, seperti obligasi dan dolar AS.
Selain itu, ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah dan Eropa turut menambah kekhawatiran pasar. Ketegangan yang meningkat di beberapa wilayah berpotensi mengganggu rantai pasok global dan menekan kinerja perdagangan internasional. Akibatnya, permintaan terhadap aset berisiko seperti saham menjadi lebih rendah.
Sektor Energi dan Teknologi Jadi Penekan Utama
Dalam perdagangan hari ini, sektor energi dan teknologi menjadi dua sektor yang paling banyak menekan IHSG. Harga minyak dunia yang kembali turun akibat melemahnya permintaan global membuat saham-saham emiten energi ikut terkoreksi. Sementara itu, sektor teknologi tertekan oleh aksi ambil untung investor setelah sebelumnya sempat mencatat kenaikan signifikan.
Sektor keuangan juga tidak luput dari tekanan. Beberapa saham perbankan besar tercatat melemah akibat kekhawatiran terhadap potensi penurunan permintaan kredit di tengah suku bunga yang masih tinggi. Meskipun demikian, beberapa sektor defensif seperti konsumsi dan kesehatan terlihat masih bertahan di zona hijau, menahan pelemahan IHSG agar tidak lebih dalam.
Investor Asing Lepas Saham
Data perdagangan menunjukkan bahwa investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) di bursa domestik. Arus keluar dana asing ini memperkuat tekanan terhadap indeks. Ketika investor global mulai berhati-hati terhadap risiko pasar berkembang, likuiditas di pasar saham Indonesia pun mengalami penurunan.
Meski demikian, analis menilai pelemahan IHSG bersifat sementara dan masih berada dalam batas wajar. Secara teknikal, indeks masih berada di atas level support utama 7.000, yang menjadi area psikologis penting bagi pelaku pasar. Jika tekanan eksternal mereda dan data ekonomi domestik menunjukkan hasil positif, peluang rebound tetap terbuka.
Prospek IHSG ke Depan
Menjelang akhir tahun 2025, pelaku pasar akan fokus pada beberapa faktor penting, seperti kebijakan moneter Bank Indonesia, inflasi domestik, serta laporan keuangan emiten kuartal keempat. Kinerja ekonomi nasional yang tetap stabil, ditambah dengan proyeksi pertumbuhan PDB di atas 5 persen, diharapkan dapat memberikan dorongan positif bagi pasar saham.
Meskipun saat ini IHSG mengikuti tren pelemahan bursa global, potensi pemulihan masih cukup kuat. Investor disarankan untuk tetap selektif dalam memilih saham, terutama di sektor yang memiliki fundamental kuat seperti perbankan, telekomunikasi, dan infrastruktur. Dengan strategi yang tepat dan pandangan jangka menengah, peluang keuntungan masih terbuka di tengah fluktuasi pasar yang terjadi.
Secara keseluruhan, pelemahan IHSG pada Rabu, 5 November 2025 mencerminkan kondisi pasar global yang masih dibayangi ketidakpastian. Namun, dengan pondasi ekonomi domestik yang relatif solid, Indonesia diyakini mampu menjaga stabilitas pasar keuangan dalam jangka panjang.


